Appsheet merupakan salah satu tools yang Exinity gunakan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Dimulai di tahun 2014 dengan memberikan kemudahan bagi Citizen developer untuk membuat aplikasi handphone (mobile apps) dari spreadsheet dan database di cloud. Software ini merupakan salah satu dari No-Code ataupun Low-code development platform dan apabila kita menguasainya, akan lebih cocok untuk di masukkan menjadi declarative platform atau boleh di bilang, selama kita tahu apa yang kita inginkan, akan bisa di berikan oleh platform ini. Di tahun 2020 awal, Appsheet di akuisisi oleh Google dan mulai di jadikan sebagai salah satu tools dari Google Workspace untuk mengedepankan integrasi dengan system yang lain yang sudah ada, tanpa mengurangi kemampuan untuk dapat terhubung dengan database dan spreadsheet cloud lainnya.
Cukup banyak tipe data yang bisa di connect dengan software ini, antara lain:
Belajar dimulai dengan memiliki account untuk login yang merupakan user account untuk terkoneksi dengan database yang diinginkan. Apabila menginginkan koneksi excel maka gunakan Microsoft account atau gunakan dropbox account - tergantung dimana excel file nya di simpan. Apabila belum memiliki acccount, silahkan daftar dan gunakan semaksimal mungkin account yang Free.
Walaupun di kelompokkan sebagai no-code platform, akan tetapi semua no-code platform bukan berarti tidak harus di pelajari. Ada banyak cara untuk menguasainya dan di sini, Exinity memberikan langkah-langkah untuk mengusai Appsheet. Cukup banyak youtube dan juga artikel terkait dengan bagaimana mempelajari Appsheet, akan tetapi, kalau pendekatannya kurang tepat, maka akan terasa berat. Di sini, kami memberikan arahan yang kalau di pelajari dengan benar, maka dalam waktu 20 jam latihan, pasti sudah mahir. Untuk membuat aplikasi pertama kali, apalagi bagi yang baru mempelajari bagaimana membuat aplikasi android atau aplikasi di apple, maka disarankan memulainya dengan sesuatu kasus yang sederhana yang membutuhkan satu tabel saja.
Kuasai dahulu semua feature yang ada dengan menggunakan satu tabel data. Termasuk didalamnya adalah terkait dengan penggunaan formula atau expression yang memang menjadi inti dari cara kerja Appsheet. Untuk menguasai basic dasar ini, biasanya cukup di lakukan sekitar 1 jam atau kurang dan selanjutnya dilakukan dengan latihan-latihan.
Cara paling mudah mempelajari adalah dengan menggunakan google form dan Appsheet add-on. Setelah di coba satu atau dua kali membuat aplikasi dari google form, silahkan di coba juga dengan menggunakan appsheet add-on di google sheet. Apabila data sudah tersedia, untuk membuat aplikasi hanya butuh beberapa click saja, tapatnya 4 click maka aplikasi bisa di buat secara otomatis.
Appsheet free untuk di pelajari, di test dan digunakan dengan pembatasan jumlah user yang menggunakan aplikasinya. Apabila pengguna kurang dari 10, maka masih bisa menggunakan free. Akan tetapi, cara menghitung 10 pengguna harus di pahami yang tergantung dengan user login account dan juga device yang di gunakan. Jadi apabila ada satu orang menggunakan handphone dan juga laptop, akan terhitung 2 user. Baru di hitung satu user lagi apabila sudah terdaftar untuk aplikasi berbayarnya. Apabila penggunaan untuk corporate level, tidak di syarankan terlalu lama di versi free nya karena cukup banyak limitasi yang akan di hadapi. Secara harga, Appsheet tidak murah, akan tetapi apabila menggunakan satu sumber aplikasi, maka satu user bisa memiliki berapapun jumlah aplikasi yang di inginkan tanpa harus membayar lebih, dan ini adalah konsep Appsheet dari awal dimana penggunanya sebagaian besar adalah untuk corporate.
Appsheet juga di tawarkan secara percuma di Google workspace corporate level. Ini merupakan level tertinggi yang di tawarkan dan Appsheet yang di berikan adalah level core. Level Appsheet tertinggi adalah enterprise. Untuk corporate akan banyak yang bisa dilakukan termasuk melakukan integrasi data sehingga semua orang memiliki data yang sama.
Bahasa yang di gunakan pada dasarnya adalah sama seperti bahasa di spreadsheet excel atau google sheet. Seperti misalnya NOW() yang berarti sekarang, TODAY() yang berarti hari ini, SUM() yang berarti jumlah, dan sebagainya. Memiliki kemampuan di excel atau google sheet merupakan salah satu penentu apakah nanti bisa menerapkan Appsheet dengan cepat, atau lebih lama. Di kemudian hari, Exinity akan memberikan pandangan mengenai expression ini yang dibagi menjadi Basic, Intermediate dan Advance.
Appsheet memberikan banyak sekali contoh Aplikasi, sayangnya semua dalam bahasa inggris. Di sini, Exinity membagikan sample aplikasi dalam bahasa indonesia yang bisa dicopy, di pelajari ataupun langsung di gunakan. Sebaiknya, gunakan contoh aplikasi hanya untuk di pelajari. Setelah mahir, maka membuat sendiri akan jauh lebih cepat dari pada mempelajari aplikasi buatan orang lain.
Appsheet mempunya komunitas internasional dan bisa daftar disana. Exinity merupakan bagian dari itu, dan untuk membantu bagi yang kesulitan mengajukan pertanyaan dalam bahasa inggris silahkan posting di forum untuk di jawab oleh kami. Pasti akan kami jawab begitu ada kesempatan pertama dan masih banyak juga yang bisa membantu disana.
Appsheet Indonesia hanya sebagai istilah saja. Yang merupakan gerakan agar lebih banyak yang belajar Appsheet. Exinity juga melakukan beberapa gerakan dan ini terkait dengan Citizen developer Indonesia.
Dibawah ini adalah tulisan-tulisan kami terkait dengan Appsheet, semoga membantu dan menumbuhkan gerakan Citizen Developer ini.
Webflow merupakan salah satu tool yang Exinity gunakan untuk membuat website dan belajar HTML, CSS atau Javascript.
Belajar Webflow dimulai dengan memiliki Webflow acccount, silahkan daftar dan sama seperti Appsheet, silahkan gunakan semaksimal mungkin account yang Free.
Webflow memberikan secara percuma Webflow-University, dimana banyak sekali pelajaran yang bisa di ambil disana.
Biasanya, setelah membuat 1 atau 2 website, kita akan terdorong untuk belajar lebih mengenai html dan css ataupun Javascript.
Cara paling mudah mempelajari Webflow adalah dengan langsung mencoba. Apalagi kalau kita memiliki jiwa seni (design), akan jauh lebih mudah. Exinity bukan designer, jadi website ini dibuat hanya untuk menunjukkan apa yang bisa dilakukan oleh orang yang tidak mengerti coding.
Ya, free untuk di pelajari, di test dan digunakan dengan pembatasan 2 website per user. Apabila ingin membuat website lebih dari itu, maka ada banyak cara untuk dapat membuatnya.
Banyak sekali contoh-contoh website di webflow yang bisa langsung kita copy dan kita modifikasi sesuai keinginan kita.
Sama seperti Appsheet, Webflow juga memiliki forum internasional yang merupakan kumpulan dari orang-orang yang saling membantu dalam membuat website.
Webflow Indonesia adalah gerakan agar lebih banyak yang belajar mebuat website. Exinity juga melakukan beberapa gerakan dan ini terkait dengan Citizen developer Indonesia.
Dibawah ini adalah tulisan-tulisan kami terkait dengan Webflow , semoga membantu dan menumbuhkan gerakan Citizen Developer Indonesia.
Glide merupakan salah satu dari sekian banyak App Bulilder yang memiliki basis No-Code aplikasi. Sama halnya seperti Appsheet glide menggunakan Spreadsheet sebagai sumber data, selain itu Glide memiliki sumber data internal untuk menyimpan data aplikasi kita yaitu Glide Tables. Untuk tampilan UX, kita dapat mengkustomisasi tampilan dengan memasukan komponen-komponen yang ingin di tampilkan sesuai dengan design dan keperluan aplikasi. Glide dapat dijalankan pada mobile device dan desktop device. Pada artikel jika ingin mempelajari Glideapp kami akan bahas beberapa fitur dan fungsi yang terdapat pada Glide App Editor.
Pada dasarnya App Builder dengan basis No-Code memiliki persamaan pada setiap editor yang dimiliki, hanya tata letak, cara dan pengoprasianya saja yang berbeda. Dengan adanya platform App Builder berbasis No-Code sangat memungkinkan bagi setiap orang untuk membuat moblie atau desktop aplikasi sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau kebutuhan lainya.